Bedong atau bedung bayi merupakan tradisi yang sudah dilakukan para ibu di Indonesia maupun di luar negeri secara turun-temurun. Meskipun demikian, hingga kini masih terdapat pro dan kontra mengenai bedong bayi.
Ada yang mengatakan bedong bayi dapat membahayakan keselamatan bayi sehingga membuat sebagian Mamsi ragu membedong bayi. Namun, ada juga yang bilang bedong bayi menyimpan sejumlah manfaat bagi si Kecil. Sebenarnya, bagaimana kebenarannya?
Bedong bayi adalah teknik membalut tubuh bayi, terutama yang baru lahir, dengan selimut atau kain bedong. Tujuan bedong bayi adalah membuat bayi merasa hangat dan nyaman seperti saat di rahim ibu sehingga ia bisa tidur nyenyak.
Berarti, bedong bayi memang boleh dilakukan?
Nanti dulu, Mamsi. Dikutip dari situs web The Asian Parent Indonesia, dr. Arifianto, Sp.A. menjelaskan, bedong bayi atau baby swaddling boleh dilakukan asalkan dengan cara bedong bayi yang benar.
Bila dilakukan dengan cara yang benar, bedong bayi memang dapat memberikan manfaat berikut bagi si Kecil:
Menurut dokter Arifianto, membedong bayi dapat membantu bayi tidur nyenyak karena mengurangi refleks moro atau startle reflex. Refleks kejut ini lazim terjadi pada bayi baru lahir.
Mamsi mungkin pernah mendengar mitos bahwa bedong bayi bisa meluruskan kaki bayi. Orang tua yang mempercayai mitos ini kemudian membedong bayi terlalu kencang.
Nyatanya, mitos tersebut tidak benar. Membedong bayi terlalu kencang adalah cara bedong bayi yang tidak benar dan dapat membahayakan fisik si Kecil.
Lebih jauh lagi, cara bedong bayi yang keliru dapat menimbulkan dampak negatif seperti berikut:
Bayi dapat mengalami SIDS bila saat dibedong ia mengubah posisi tidurnya dari telentang menjadi menyamping atau telungkup. Selain itu, bedong yang terlalu longgar juga bisa menutupi mulut dan hidung bayi sehingga membuatnya kesulitan bernapas.
Bila Mamsi ingin membedong bayi, lakukan dengan benar seperti panduan berikut:
Meski diketahui dapat membuat bayi merasa nyaman, namun, ada sejumlah kondisi yang menjadi pertanda bahwa bedong bayi perlu dilepas:
Mamsi juga dapat melakukan trik ini untuk memastikan apakah sudah waktunya si Kecil berhenti dibedong: bedong bayi dengan satu tangannya tidak ikut dibedong. Jika dalam waktu seminggu ia bisa tidur tenang dalam posisi ini, artinya ia sudah siap untuk lepas dari bedong. Namun, bila yang terjadi adalah sebaliknya, berarti si Kecil masih senang dibedong.
Kini Mamsi sudah mengetahui bahwa bedong bayi sebaiknya dilakukan pada bayi baru lahir dan tidak boleh dilakukan terus-menerus. Mamsi juga mengetahui apa manfaat bedong bayi, kapan sebaiknya bayi dibedong, dan bagaimana cara bedong bayi yang benar.
Apakah Mamsi berniat membedong si Kecil? Bila iya, pastikan Mamsi melakukannya dengan benar, ya. Bila Mamsi masih ragu dengan teknik membedong bayi yang Mamsi lakukan, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter atau bidan mengenai cara bedong bayi yang benar.