Mamsi, menyusui adalah momen indah untuk mempererat ikatan dengan si kecil, namun ada beberapa kondisi kesehatan ibu menyusui, yang jika diabaikan, dapat menimbulkan bahaya menyusui bagi bayi.
Menyusui adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi, sekaligus membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak. Namun, tidak semua ibu bisa menyusui secara langsung.
Ada kalanya kondisi kesehatan tertentu membuat Mamsi harus mempertimbangkan kembali untuk menyusui. Dari infeksi yang berbahaya hingga penggunaan obat-obatan yang tidak aman, memahami kondisi kesehatan ibu yang dapat menjadi kontraindikasi menyusui sangatlah penting.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lima kondisi kesehatan yang dapat menghalangi ibu untuk menyusui, serta alasan mengapa Mamsi perlu berhati-hati. Dengan pemahaman yang lebih baik, Mamsi dapat membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan diri dan si kecil.
Berikut ini adalah lima kondisi kesehatan yang dapat menjadi kontraindikasi bagi Mamsi untuk menyusui bayi:
Jika Mamsi terinfeksi HIV, ada risiko penularan virus dari ibu ke bayi melalui ASI. Organisasi kesehatan, termasuk WHO, menyarankan ibu dengan HIV untuk tidak menyusui bayinya, terutama di negara-negara dengan akses yang mudah terhadap susu formula dan air bersih. Ini dilakukan untuk melindungi si kecil dari risiko infeksi.
Bagi Mamsi yang sedang mengidap tuberkulosis aktif dan belum mendapatkan pengobatan yang tepat, menyusui bisa berbahaya bagi bayi. Bakteri penyebab TBC dapat menular melalui udara, bukan ASI, tetapi kontak dekat saat menyusui bisa meningkatkan risiko penularan. Biasanya, dokter akan merekomendasikan pemberian ASI perah dan menjaga jarak saat menyusui hingga kondisi Mamsi stabil.
Beberapa obat yang Mamsi konsumsi bisa berbahaya jika masuk ke dalam ASI dan dikonsumsi oleh bayi. Misalnya, obat kemoterapi, antiretroviral, atau obat-obatan yang mengandung radioaktif. Jika Mamsi sedang dalam pengobatan dengan obat tertentu, selalu konsultasikan dengan dokter apakah aman untuk tetap menyusui atau perlu berhenti sementara.
Jika Mamsi memiliki infeksi herpes yang aktif di area payudara, disarankan untuk tidak menyusui dengan payudara yang terkena. Virus herpes bisa menyebar melalui kontak kulit dan sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir. Namun, Mamsi masih bisa menyusui menggunakan payudara yang tidak terinfeksi atau memberikan ASI perah.
HTLV (Human T-cell Lymphotropic Virus) adalah virus yang bisa menular melalui ASI dan meningkatkan risiko kanker darah (leukemia) pada bayi di kemudian hari. Jika Mamsi terdiagnosis dengan virus ini, menyusui mungkin tidak aman. Berkonsultasilah dengan dokter untuk alternatif yang terbaik bagi kesehatan bayi.
Mamsi, penting untuk selalu memastikan kondisi kesehatan sebelum memutuskan untuk menyusui si kecil. Setiap kondisi medis yang disebutkan di atas memerlukan perhatian khusus agar Mamsi dan bayi tetap sehat.
Jika Mamsi memiliki penyakit atau sedang dalam pengobatan, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter. Meskipun menyusui adalah cara terbaik untuk memberi nutrisi bagi bayi, kesehatan Mamsi dan bayi tetap yang utama.
Ingat, Mamsi, apapun keputusan yang diambil, yang terpenting adalah kesehatan dan kebahagiaan si kecil tetap terjaga. Semoga artikel ini bisa membantu Mamsi merasa lebih tenang dan percaya diri dalam membuat keputusan yang terbaik. (idm)