Mamsi, selamat ya, sudah positif hamil! Pastikan Mamsi rajin melakukan pemeriksaan prakehamilan (antenatal) sesuai anjuran dokter. Walaupun hari persalinan masih lama, Mamsi dan Papsi perlu menyiapkan biaya persalinan dari sekarang.
Biaya persalinan umumnya lebih besar dari biaya perawatan kehamilan. Untuk melahirkan secara normal maupun Caesar, Mamsi perlu menyiapkan dana belasan hingga puluhan juta rupiah.
Selain itu, Mamsi juga perlu menyiapkan biaya tambahan untuk berjaga-jaga bila ternyata proses persalinan tidak berjalan sesuai dengan rencana. Misalnya, Mamsi berencana melahirkan secara normal, namun menjelang waktu bersalin ternyata terdapat komplikasi sehingga dokter terpaksa melakukan tindakan bedah.
Selisih biaya persalinan normal dan biaya operasi Caesar cukup jauh, lho. Bila Mamsi dan Papsi tidak mengantisipasi kemungkinan tersebut, waktu akan melahirkan pasti jadi tidak tenang.
Biaya tambahan juga diperlukan untuk mengantisipasi bila ternyata Mamsi membutuhkan tindakan khusus, obat tambahan, waktu rawat inap yang lebih panjang, atau bayi perlu diobservasi secara intensif.
Mamsi juga perlu tahu bahwa biaya persalinan di tiap rumah sakit berbeda-beda karena tergantung pada fasilitas yang ditawarkan. Tarif seorang dokter yang praktik di rumah sakit berbeda pun bisa tidak sama karena setiap rumah sakit memiliki standar tarif sendiri.
Maka itu, yuk, Mam, Pap, cek tips efektif menyiapkan biaya persalinan!

Sebelum menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan, Mamsi dan Papsi dapat mencatat dulu apa saja daftar pengeluaran untuk persalinan. Setelah itu, Mamsi dan Papsi mencari tahu harga untuk setiap pengeluaran, kemudian menjumlahkannya.
Berikut daftar pengeluaran untuk menaksir biaya persalinan normal, baik di praktik bidan mandiri maupun di rumah sakit:
Berikut daftar pengeluaran untuk menaksir biaya operasi Caesar di rumah sakit:
Biasanya rumah sakit menawarkan paket khusus untuk persalinan. Mamsi bisa mengecek paket yang ditawarkan sambil menghitung keuntungan dan kekurangannya.
Apa pun metode persalinan yang Mamsi rencanakan, dianjurkan untuk menyiapkan dana lebih sebesar 20–30 persen dari total dana yang disiapkan untuk mengantisipasi kebutuhan atau tindakan tak terduga.

Apakah Mamsi atau Papsi memiliki fasilitas asuransi kesehatan dari tempat bekerja? Bila iya, coba dicek apakah pada polisnya turut mencakup biaya persalinan. Jika iya, cek berapa besar biaya yang ditanggung, lalu sesuaikan dengan kebutuhan Mamsi.
Bila plafon asuransi kesehatan cukup tinggi, kemungkinan besar Mamsi tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk membayar biaya persalinan. Namun, jika plafon asuransi ternyata terbatas atau nilainya di bawah preferensi Mamsi, kemungkinan Mamsi dan Papsi harus menutupi sendiri kekurangan biayanya. Bagaimana pun juga, keberadaan asuransi kesehatan dapat membantu meringankan biaya persalinan yang harus dibayar Mamsi.
Bila Mamsi tidak memiliki asuransi, sebaiknya manfaatkan fasilitas yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan. Setiap warga negara Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan. Artinya, setiap orang wajib membayar iuran bulanan dan berhak mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan.
Prosedur penggunaan BPJS Kesehatan untuk persalinan memang cukup panjang. Pertama-tama, Mamsi harus ke fasilitas kesehatan (faskes) tingkat 1 dulu, yaitu puskesmas, klinik, atau praktik dokter keluarga.
Bila kehamilan Mamsi sehat, maka Mamsi dapat melahirkan di faskes ini. Namun, bila petugas kesehatan di faskes tingkat 1 menemukan indikasi medis yang membutuhkan penanganan lebih lanjut—seperti posisi janin sungsang, preeklamsia, ketuban pecah dini—barulah Mamsi akan dirujuk ke faskes tingkat 2 (dokter spesialis) atau faskes tingkat lanjutan (rumah sakit umum atau khusus).
Dengan BPJS Kesehatan, biaya persalinan Mamsi bisa ditanggung seluruhnya atau Mamsi hanya perlu menutupi sedikit kekurangan biaya.
Dikutip dari situs web Klikdokter, berikut daftar biaya persalinan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, baik biaya persalinan normal maupun biaya operasi Caesar:
Bila Mamsi berencana melahirkan dengan biaya persalinan ditanggung oleh BPJS Kesehatan untuk melahirkan, ini tipsnya:
Sebagai peserta BPJS Kesehatan, pastikan Mamsi membayar iuran bulanannya secara rutin dan tidak menunggak, ya.

Setiap rumah sakit memiliki tarif yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kisaran biaya persalinan di rumah sakit yang Mamsi dan Papsi inginkan, sebaiknya kunjungi dulu tempat itu untuk mensurvei harga dan fasilitas persalinan yang disediakan.
Setelah itu, Mamsi dan Papsi dapat mengevaluasi apakah tarif bersalin di rumah sakit tersebut sesuai dengan anggaran yang disiapkan. Bila ternyata tarifnya terlalu tinggi, cari pilihan tempat bersalin lain yang sesuai dengan anggaran Mamsi dan Papsi.
Jangan sampai memaksakan diri melahirkan di rumah sakit tertentu, padahal biayanya jauh di atas anggaran yang Mamsi dan Papsi miliki.

Selain menyisihkan dana untuk biaya persalinan, Mamsi dan Papsi juga perlu berhemat untuk membeli kebutuhan di luar persalinan maupun pascapersalinan. Misalnya, membeli perlengkapan dasar bayi, perlengkapan menyusui, kunjungan ke dokter anak, vaksinasi anak, dan sebagainya.
Banyak orang tua baru yang mengeluarkan biaya cukup besar untuk membeli keperluan bayi, mulai dari yang mendasar seperti pakaian dan mainan hingga yang mahal seperti stroller. Padahal, pakaian untuk bayi baru lahir hanya akan bertahan sebentar karena tubuhnya cepat bertumbuh.
Pastikan Mamsi dan Papsi mempertimbangkan dengan baik barang-barang yang benar-benar perlu dibeli untuk si Kecil. Jangan sampai terjebak euforia hingga membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan hingga membengkakkan anggaran.
Apalagi, usai melahirkan nanti Mamsi akan mendapatkan hadiah dari keluarga, teman, dan rekan-rekan kerja. Biasanya hadiah yang diberikan berupa kebutuhan mendasar bayi, seperti pakaian, kain bedong, selimut, gendongan, mainan, dan alat makan. Jadi, sebaiknya Mamsi dan Papsi menahan diri saat membeli kebutuhan dasar bayi.
Selain itu, lakukan penghematan dengan menekan biaya hidup antara 10–20 persen. Kurangi juga pengeluaran untuk hiburan, seperti makan di restoran atau memesan makanan melalui aplikasi pesan antar, membeli minuman kekinian, jalan-jalan ke mall atau pergi ke tempat rekreasi lainnya.
Bila memungkinkan, tak perlu juga mengadakan acara tujuh bulanan atau baby shower yang membutuhkan biaya besar.

Setelah Mamsi dan Papsi memiliki kisaran biaya yang dibutuhkan untuk persalinan, langkah selanjutnya adalah menentukan besaran yang perlu disisihkan secara rutin dari penghasilan.
Hitung mundur dari hari perkiraan lahir ke saat ini. Berapa bulan tersisa untuk menabung? Lalu, apakah biaya persalinan yang akan disiapkan dibagi dua oleh Mamsi dan Papsi bila keduanya sama-sama bekerja, atau sumber penghasilan hanya dari Papsi?
Bila nominal yang perlu ditabung, misalnya setiap bulan, ternyata terlalu besar, maka Mamsi dan Papsi perlu menghitung ulang biaya persalinan. Cari pos pengeluaran yang tidak terlalu penting untuk menekan biaya persalinan.

Selain menabung sebagian dari penghasilan untuk biaya persalinan, Mamsi dan Papsi juga bisa mempertimbangkan investasi jangka pendek. Karena periode menyisihkan uang kurang dari setahun, maka instrumen investasi jangka pendek untuk mempersiapkan biaya persalinan sebaiknya yang berisiko rendah, stabil, dan mudah dicairkan.
Contoh instrumen investasi jangka pendek yang memenuhi kriteria tersebut yaitu deposito dan reksadana pasar uang. Keuntungan yang ditawarkan oleh instrumen investasi ini sekitar 7 persen.
Opsi investasi jangka pendek untuk persiapan biaya persalinan ini juga bisa dibilang lebih “terjamin” daripada sekadar menabung. Alasannya, uang di tabungan dapat diambil kapan saja, sedangkan uang yang diinvestasikan biasanya baru dapat diambil saat periode investasi berakhir.
Bagaimana, Mamsi? Cukup banyak, kan, biaya yang harus disiapkan untuk melahirkan?
Tips tambahan untuk menghemat biaya pascapersalinan adalah dengan menyusui bayi. Mamsi tentu tahu bahwa ASI adalah asupan paling baik untuk mendukung pertumbuhan bayi baru lahir.
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan bayi. Oleh karena itu, Mamsi wajib memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga ia berusia enam bulan. Setelah itu, Mamsi dapat terus memberikan ASI kepada bayi hingga ia berusia 2 tahun, sambil dibarengi dengan makanan pendamping ASI.
Keuntungan lain dari memberikan ASI kepada bayi adalah Mamsi tidak perlu membeli susu formula yang berharga mahal beserta perlengkapan pendukungnya, seperti botol susu dan alat sterilisasi botol susu. Terkadang, susu formula bisa menimbulkan reaksi alergi pada bayi sehingga alternatifnya ia minum susu formula khusus yang harganya lebih mahal.
Nah, tahu enggak Mamsi, ternyata ada lho Matematika ASI yang bisa bantu atur biaya kebutuhan Mamsi dan si Kecil di masa depan termasuk untuk biaya pendidikan si Kecil. Yuk, coba bandingin deh, Mam. Caranya, Mamsi hitung biaya kalau Mamsi pakai susu formula untuk si Kecil seperti di bawah ini.
Jika untuk membeli satu kemasan susu formula Mamsi perlu mengeluarkan dana Rp103,000, maka jika dihitung, pengeluaran Mamsi per bulan dan per tahunnya akan seperti ini:
Wah, enggak nyangka ya sebanyak itu pengeluaran yang Mamsi habiskan jika si Kecil diberi susu formula.
Dengan menyusui, Mamsi hanya perlu mempersiapkan perlengkapan menyusui, itu pun bila Mamsi berniat memerah ASI. Bila Mamsi berencana hanya melakukan direct breastfeeding, maka Mamsi tidak perlu membeli alat pemompa ASI, wadah-wadah untuk menyimpan ASI perah, atau alat sterilisasi botol susu. Lebih hemat, bukan?
Dana untuk membeli susu formula atau peralatan menyusui bisa disimpan untuk kebutuhan lain yang lebih penting. Misalnya, membeli vitamin untuk Mamsi, booster pelancar ASI saat ASI Mamsi berkurang, atau ditabung untuk kebutuhan jangka panjang, seperti mempersiapkan dana pendidikan anak. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sektor pendidikan itu juga mengalami inflasi lho, Mam. Pada tahun 2019 sendiri, inflasinya mencapai 3,77%. Nah, Mamsi harus jagain ya supaya pendidikan si Kecil terjamin.
Idealnya, biaya persalinan disiapkan sejak Mamsi dan Papsi merencanakan kehamilan. Jadi, saat Mamsi hamil, sudah ada dana khusus yang dialokasikan untuk melahirkan.
Tetapi, bila Mamsi baru mau menyiapkannya sekarang, tidak apa-apa. Masih ada waktu, kok. Ikuti saja tips efektif menyiapkan biaya persalinan yang sudah dijabarkan secara terperinci di atas agar Mamsi dapat tenang menyambut datangnya waktu bersalin.
Selamat menjaga kehamilan dan mempersiapkan diri menuju persalinan, Mamsi!