ASI adalah nutrisi paling sempurna yang dibutuhkan oleh bayi di 6 bulan pertama kehidupannya. Namun, ada satu kekhawatiran terbesar yang sering dirasakan Ibu baru, yaitu takut ada tanda bayi kurang ASI pada anak mereka.
Sangat bisa dipahami mengapa hal ini membuat para Mamsi khawatir. Ini karena ASI merupakan satu-satunya sumber makanan bayi dan saat kita menyusui langsung, Mamsi tidak bisa mengetahui seberapa banyak ASI yang diminum si Kecil.
Apalagi jika bayi sedang mengalami growth spurt alias percepatan pertumbuhan, frekuensi menyusu si Kecil akan meningkat drastis sehingga kekhawatiran ASI kurang pun makin besar.
Nah, agar Mamsi tidak khawatir lagi, simak yuk hal-hal yang perlu Mamsi tahu mengenai tanda bayi kurang ASI.
Banyak yang bilang bila bayi menangis terus itu adalah tanda kurang ASI. Padahal, tidak selalu begitu lho, Mamsi. Banyak hal yang bisa menyebabkan bayi menangis terus. Memang sih, salah satu penyebab tangisan bayi adalah akibat bayi kurang ASI.
Namun, menangis bukanlah jadi satu-satunya tanda bayi kurang ASI. Ada beberapa ciri fisik bayi kurang ASI yang juga harus diamati dan dikenali Mamsi. Simak yuk penjelasannya.
Penurunan berat badan sebenarnya sangat normal terjadi pada 1 minggu pertama si Kecil. Biasanya bayi akan kehilangan 5% - 7% berat badan lahirnya pada beberapa hari setelah dilahirkan. Tapi tenang saja Mamsi, ini biasanya tidak berlangsung lama, kok. Di hari ke-4 sampai ke-7, biasanya si Kecil akan mengalami kenaikan berat badan secara bertahap.
Nah, jika si Kecil kehilangan lebih dari 10% berat badan lahirnya, Mamsi harus waspada karena itu bisa menjadi ciri fisik bayi kurang ASI. Jangan ragu untuk mengkonsultasikannya ke dokter anak, ya.
Ketika bayi kekurangan ASI, Mamsi akan melihat berbagai tanda dehidrasi pada tubuhnya. Salah satunya adalah mulut dan mata bayi yang tampak kering. Selain kedua tanda tersebut, Mamsi juga harus hati-hati ya jika warna air seni si Kecil sangat gelap (kuning tua atau kecokelatan), bayi menangis tanpa ada air mata, dan ubun-ubun bayi terasa cekung. Segera ke dokter anak agar si Kecil bisa ditangani.
Mamsi mungkin pernah mendapatkan saran kalau sebaiknya bayi dipakaikan popok kain dulu di bulan pertamanya. Nah, saran tersebut sebenarnya bertujuan agar kita tahu berapa kali si Kecil buang air kecil dalam satu hari.
Frekuensi BAK (buang air kecil) yang menurun dapat menjadi ciri fisik bayi kurang ASI. Biasanya frekuensi BAK bayi usia satu hari memang tidak banyak, tapi di hari kedua, frekuensinya menjadi minimal dua kali sehari, lalu hari ketiga dan keempat sekitar minimal 3 kali BAK sehari.
Nah, saat bayi berusia lebih dari 5 hari, frekuensi BAK-nya akan lebih banyak, minimal 6 kali sehari. Jika frekuensi BAK si kecil kurang dari angkat tersebut, itu bisa menjadi tanda bayi kurang ASI.
Bila Mamsi menggunakan popok sekali pakai, mungkin akan sulit menghitung frekuensinya. Jadi untuk sementara, bersabar dulu ya di minggu-minggu pertama si Kecil dan gunakanlah popok kain terlebih dahulu.
Tak hanya menghitung frekuensi BAK, Mamsi juga harus memerhatikan feses si Kecil untuk mengetahui ciri fisik bayi kurang ASI. Bayi yang minum ASI, khususnya di usia 0-6 minggu, biasanya akan sering sekali buang air besar. Frekuensinya bisa mencapai 6 kali sehari. Nah, ketika menginjak usia 6 minggu, frekuensi BAB semakin sedikit. Si Kecil bisa saja tidak buang air besar dalam beberapa hari sampai 2 minggu.
Tanda bayi kurang ASI lainnya yang patut dicurigai adalah saat Mamsi mengamati kondisi tidur bayi yang terlihat tidak nyenyak. Kalau si Kecil sangat rewel dan menangis terus meskipun sudah disusui, Mamsi harus waspada, ya. Jangan-jangan tangisan si Kecil ini terjadi akibat bayi kurang ASI.
Wah, ternyata banyak sekali ya tanda bayi kurang ASI yang bisa kita observasi? Nah, jika si Kecil mengalami kondisi di atas, apa ya yang harus Mamsi lakukan?
Mamsi dapat mengonsumsi Herba ASIMOR dengan kandungan daun torbangun dan daun katuk yang dipercaya dapat melancarkan dan meningkatkan volume serta kualitas ASI. Herba ASIMOR juga mengandung striatin yang biasa terdapat dalam ikan gabus dan bermanfaat dalam pemulihan luka pascapersalinan, baik caesar maupun normal. Dengan begitu, Mamsi bisa optimal melakukan 100% #KawalAwal ASI for MORe di 6 bulan pertama si Kecil.